Senin, 04 Juni 2012

MASIH DI HARI YANG SAMA

masih dihari yang sama, penghujung sabtu, 21 april 2012, pukul 23.35 wita, corong informasi kembali berbunyi, mengumumkan bahwa 1 jam lagi KM. Sinabung akan merapat di Dermaga Banggai. Bongky terlelap dengan nyaman, Ical menggantikan posisiku dengan Lita di lorong ruang nginap para pembesar Sinabung, tempat kami menumpang charge segala peralatan elektronik yang kami miliki. Ido masih sibuk naik turun keliling kapal mencari sang buah hatinya Tuty, yang sekonyong-konyong lenyap. Mendes, alen dan Dino, lebih memilih menghabiskan malamnya di ruang kavetaria dek 7 bagian belakang. Sementara Eros, baru usai menghabiskan waktunya di ruang teater dek 2, menonton film tentang perselingkuhan. Iji, yang hampir luput dari pantauan, ternyata berada di ruang karaoke dengan dandanan parlente, menonton lomba menyanyi antar kru kapal, dalam rangka memperingati harlah Pelni. Sarfan dan Tuty, akhirnya diketahui berada di bagian depan, dibawah tangga anjungan, sementara asyik mengisi TTS.

pukul 22.00 wita tadi, Lita sempat menemani Tuty ke Poliklinik yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempat kami. dokter yang memeriksa Tuty mengaku dulunya anak Mapala Undip, dan dia mengenal Walhi. vonisnya, Tuty terkena radang tenggorokan, karena terlalu banyak menghirup asap rokok. tapi menurutku, selain asap rokok, Tuty juga pasti masuk dingin. hari kemarin, sarfan juga sempat mengalami demam, saat rombongan kami baru naik ke kapal. pola tidur dan makan yang tidak teratur selama seminggu di arena PNLH, mulai membuahkan hasil. beberapa pasukan mulai bertumbangan.

10 menit setelah pengumuman, aku bersama Lita keluar ruangan, duduk nyantai di pagar kapal dek 7, tepat dibawahnya tertulis, "dilarang duduk diatas pagar kapal", hehehe, tapi kami berdua cuek saja. Lita, kawan diskusi yang juga adalah istriku, mencoba mengimbangi celotehanku tentang hal-hal yang menyangkut persoalan PNLH XI Walhi di Balikpapan yang telah lewat. "Aku menggugat", igauku padanya, sambil memandang jejeran cahaya lampu di ujung kegelapan malam. "Menggugat apa?", tanya Lita, yang juga mengarahkan pandangannya pada kerlipan cahaya di ujung kegelapan. "Menggugat keteledoranku, sejak awal mula persiapan menghadapi even PNLH ini mulai dideklarasikan 3 bulan lalu". Hening, tak ada balasan darinya. corong informasi kembali berbunyi, "30 menit lagi Kapal Sinabung akan merapat di dermaga Banggai". Diskusi kami terputus, karena dek 7 bagian luar tempat kami menikmati malam, mulai ramai dipenuhi penumpang kapal yang lain.

Pukul 00.20, pengumuman kembali berbunyi, " ABK Dek siap muka belakang, kapal sandar kiri, kapal sandar kiri", lalu kami berdua kembali ke ruangan bagian dalam, tempat dimana segala barang bawaan dan kasur kami berada. Kulepas pengait pintu dan membiarkannya tertutup, hanya untuk menjaga kemungkinan lenyapnya harta benda kami oleh tangan-tangan usil. ingat pesan bang napi, kejahatan terjadi karena ada kesempatan, Waspadalah, waspadalah !!! dan kapal pun sandar di pelabuhan Banggai.



*(Edisi Yang Tercecer di Lautan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar